Tuesday, November 22, 2016

RANGKUMAN BAB VI

RANGKUMAN BAB VI
KETELADANAN RASULULLAH PERIODE MEKAH

PELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS X
SMA NEGERI 3 WAEAPO
 



A.    SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH
1.      MASYARAKAT ARAB JAHILIYAH PERIODE MEKAH
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Kebodohan masyarakat Arab waktu itu, terdapat dalam bidang agama, moral dan hukum.
Kerusakan dalam bidang agama, saat itu masyarakat Arab sudah menyimpang jauh dari ajaran agama Tauhid,  mereka umumnya beragama Watsani atau agama penyembah berhala.
Kerusakan dalam bidang moral, masyarakat Arab jahiliyah telah menempuh cara-cara yang sesat, seperti :
·         Bila terjadi peperangan antar kabilah, maka kabilah yang kalah perang akan dijadikan budak oleh kabilah yang menang perang.
·         Menempatkan perempuan pada kedudukan rendah
·         Memiliki kebiasaan buruk, yakni berjudi dan meminum-minuman keras, berjudi, berzina, mencuri, merampok dan membunuh.
2.      PENGANGKATAN NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI RASULULLAH
Pengangkatan Muhammad sebagai rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus (beribadah selama beberapa malam dan menjauhkan diri dai dosa) di Gua Hira, waktu itu belum genap berusia 40 tahun.  Pengangkatan Muhammad sebagai nabi dan rasul ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama yakni Surah Al-‘Alaq : 1-5.
Waraqah bin Naufal adalah seorang pemikir yang telah berusia lanjut, beragama Nasrani, yang telah menyalin kitab Injil dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Arab. Setelah Waraqah mengetahui semu peristiwa yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW, ia berkata, “ itu adalah Namus (Jibril) yang pernah datang kepada Nabi Isa.
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S Al-‘Alaq:1-5) tuurn pula surah Al-Mudassir :1-7 yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 86 surah. Surah-surah yang turun pada periode Mekah dinamakan Surah Makiyah.
3.      AJARAN ISLAM PERIODE MEKAH
a.      Keesaan Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Umat manusia harus beribadah atau menghambakan dirinya hanya kepada Allah SWT. Beribadah selain kepada Allah SWT, termasuk ke dalam prilaku syirik, yang hukumnya haram dan termasuk dosa yang paling besar.
b.      Hari kiamat sebagai hari pembalasan
Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan awal dari kehidupan yang panjang, yakni kehidupan di alam kubur dan di alam akhirat. Segala prilaku dan perbuatan baik itu yang kebaikan ataupun kejelekan semua akan dimintai pertanggung jawaban di hari akhir kelak.
c.       Kesucian jiwa
Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya dan melarang keras mengotorinya.
Sungguh beruntung orang yang senantiasa memalihara kesucian jiwanya, dan alangkah ruginya orang yang mengotori jiwanya (Q.S Asy-Syams:9-10)
d.      Persaudaraan dan persatuan
Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka dituntut untuk saling mencintai dan menyayangi. Rasulullah SAW bersabda : “Tidak dianggap beriman seorang Muslim diantara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti mencintai dirinya (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan Nasa’i)
B.     STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral dan hukum. Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
1.      DAKWAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu yakin, bahawa masyarakat Arab jahiliyah masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela mati dalam mempertahankannya.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi dimulai Rasul dengan orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Diantaranya adalah:
·         Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah wafat tahun ke 10 dai kenabian),
·          Ali bin Abu Thalib saudara sepupu Rasul yang berusia 10 tahun),
·         Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasul wafat tahun 8 H/625 M),
·         Abu Bakar As-Shiddiq (sahabat dekat Rasul dan
·         Ummu Aiman (pengasuh Rasul pada waktu kecil)
Berkat usaha dakwah Abu Bakar As-Shiddiq, Beberapa sahabat dekatnya menyatakan diri masuk Islam , mereka adalah :
·         Abdul Amar dari Bani Zuhrah, kemudia namanya berganti menjadi Abdurrahman bin Auf.
·         Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
·         Utsman bin Affan
·         Zubair bin Awam
·         Sa’ad bin Abu Waqqas
·         Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi pertama)
2.      DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. 2: 214-216

Tahap-tahap dakwah Rasulullah secara terang-terangan ini antara lain sebagai berikut:
1.      Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk Islam.
2.      Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa, yang letaknya tidak jauh dari ka’bah.
3.      Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islah antara lain:
·         Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
·         Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
·         Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah) yang datang ke Mekah untuk berziarah. Penduduk yatsrib secara bergelombang telah masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun 620 M. Telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang, Gelombang kedua tahun 621 M. Sebanyak 13 orang dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.
Pertemuan umat Islam yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombnag ketiga, terjadi pada tahun ke -13 dari kenabian dan menghasilkan Baitul Aqabah. Isi Baitul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW.
3.      REAKSI KAUM KAFIR QURAISY TERHADAP DAKWAH RASULULLAH
Kaum kafir Quraisy menolak dakwa Rasulullah SAW, setelah berdakwah itu dilakukan secara terang-terangan. Sebab-sebab kaum kafir Quraisy menentang dakwah rasulullah SAW menurut Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya sejarah kebudayaan Islam adalah:
a.       Rasulullah SAW mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan kedudukan antara semua orang Q.S Al-Hujurot :13
Kaum kafir Quraisy merasa keberatan dengan seruan Rasulullah karena mereka masih ingin memepertahankan tradisi perbudakan.
b.      Islam mengajarakan adanya kehidupan setelah mati yakni kehidupan di alam kubur dan alam akhirat.  Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tersebut, karena mereka merasa takut dengan siska kubur dan siska neraka.
c.       Islam melarang menyembah berhala, memperjual belikan berhala, dan melarang penduduk Mekah dan luar Mekah berziarah memuja berhala, padaha itu semua mendatangkan keuntungan di bidang ekonomi bagi mereka.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah bermacam-macam, antara lain:
·         Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zahirah disiksa oleh para tuannya di luar batas perikemanusiaan, bahkan Az-Zahirah disiksa hingga mengalami kebutaan dan Ummu Amr binti Yasir, budak milik Bani Makhzum disiksa oleh tuannya sampai mati.
·         Setiap keluarga dari kalangan kaum kafir  Quraisy diharuskan menyiksa anggota keluarganya yang telah masuk Islam.
·         Nabi Muhammad SAW sendiri dilempari kotoran oleh Ummu Jamil (istri Abu Lahab) dan dilempari isi perut kambing oleh Abu Jahal. Nama Asli Abu Jahal adalah Amr Abu al-Hakam, umat Islam mengganti nama itu menjadi Abu Jahal yang artinya bapak kebodohan.
·         Kaum kafir Quraisy meminta Abu Thalib, paman dan pelindung Rasulullah, agar Rasulullah menghentikan dakwahnya.
·         Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan diantara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy mengantu Islamdan menganut ajarannya (shalat dll), di saat lain umat Islam menganut ajaran kaum kafir Quraisy dengan menyembah berhala.
Namun usul tersebut di tolak oleh Rasulullah SAW.
Setelah Abu Thalib (Paman Rasulullah SAW) dan Khadijah (istri Rasulullah SAW) wafat, tepatnya tahun ke-10 dari kenabian (620 M), Rasulullah degan ditemani anak angkatnya Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif yang terletak di sebelah timur kota Mekah.

Maksud Rasulullah SAW berkunjung ke Thaif adalah untuk menyeru para pemimpin Bani Sakif dan kaumnya agar masuk Islam dan memberikan perlindungan kepada NabinSAW dan umat Islam dari tekanan dan kekerasan kaum kafir Quraisy. Namun pemimpin Bani Sakif bukan hanya menolak seruan dakwah Rasulullah SAW, tetapi secara diam-diam menyuruh anak-anak dan para budak agar berteriak mengusir Nabi Muhammad SAW dan Zaid bin Haritsah supaya mereka meninggalkan kota Thaif.

RANGKUMAN BAB V


Sunday, November 6, 2016

RANGKUMAN BAB IV BERPRILAKU TERPUJI

PELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS X
SMA NEGERI 3 WAEAPO

RANGKUMAN BAB IV
BERPRILAKU TERPUJI
 


A.    PENGERTIAN PRILAKU HUSNUZAN
Husnuzan artinya berbaik sangka, lawan katanya adalah su’uzan yang artinya berburuk sangka.
Husnuzan termsauk akhlak terpuji karena akan mendatangkan manfaat, sedangkan prilaku su’uzan termasuk akhlak tercela karena dapat mendatangkan kerugian
Firman Allah dalam surah al-hujurot ayat : 12 tentang anjuran untuk menjauhi prilaku berprasangka:



Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka (kecurigaan), karena sebagian dari berprasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudha mati ? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi Maha Penyayang (Q.S Al-Hujurot:12)

B.     CONTOH-CONTOH PRILAKU HUSNUZAN

1.      HUSNUZAN /BERBAIK SANGKA TERHADAP ALLAH SWT
Husnuzan terhadap Allah SWT artinya berbaik sangka bahwa Allah SWT mahasempurna dan bersih dari segala sifat kekurangan.

a.      Syukur
Menurut bahasa Syukur berasal dari Bahasa Arab yang artinya terima kasih. La Menurut istilah, syukur ialah berterima kasih kepada Allah SWT atas segalah nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Nikmat Allah sangat banyak dan bermacam-macam, diantaranya:
·         Nikmt karunia Allah yang bersifat jasmani dan terdapat dalam diri manusia, seperti pancaindera, bentuk, dan susunan tubuh manusia yang sempurna.
·         Nikmat yang bersifat rihani, sebagai anugerah Allah SWT yang tidak ternilai harganya, antara lain roh, akal, kalbu, dan nafsu.
·         Nikmat yang terdapat di luar diri manusia sungguh sangatlah banyak, misalnya air, api, berbagai macam makanan dan buah-buahan, anekan macam barang tambang dll.
Cara bersyukur dengan Allah :
·         Bersyukur dengan hati
·         Bersyukur dengan lisan
·         Bersyukur dengan amal perbuatan
·         Bersyukur dengan harta benda

b.      Sabar
Setiap Muslim/Muslimah yang berprasangka baik kepada Allah SWT, apabila dikenai suatu musibah seperti sakit, bencana alam dan gagal dalam suatu usaha tentu akan bersabar.
Seseorang dianggap su’uzan terhadap Allah SWT, misalnya tatkala ia mengalami kegagalan dalam suatu usaha, ia menduga Allah lah penyebab kegagalannya, Allah tidak mendengar do’anya, Allah itu kikir, Allah tidak adil dll.

2.      HUSNUZAN/BERBAIK SANGKA  TERHADAP DIRI SENDIRI

a.      Percaya Diri
Seorang yang percaya diri tentu akan yakin terhadap kemampuan dirinya, sehingga ia berani mengeluarkan pendapat dan berani pula melakukan suatu tindakan.

b.      Gigih
Seseorang yang berbaik sangka terhadap dirinya, tentu akan berprilaku gigih, karena ia yakin dengan berprilaku gigih apa yang diinginkannya akan tercapai. Sikap dan prilaku gigih termasuk akhlakuk karimah, yang hendaknya diterapkan antara lain dalam hal berikut:
1.      Menuntut Ilmu
2.      Bekerja mencari Rezeki Yang halal
3.      Berinisiatif

3.      HUSNUZAN/BERBAIK SANGKA  TERHADAP SESAMA MANUSIA

a.      Kehidupan berkeluarga
Hubungan anak-anak dan orangtua hendaknya dilandasi dengan prasangka baik dan saling pengertian. Anak-anak berbakti pada orangtuanya dengan sikap terpuji dan menyenangkan hati kedua oarangtua. Orangtua pun hendaknya memberi kepercayaan yang diperlukan anak untuk mengembangkan diri dan melakukan hal-hal yang bermanfaat.

b.      Kehidupan bertetangga
Kehidupan bertetangga hendaknya saling berprasangka baik dan jangan saling mencurigai.

c.       Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Sikap dan prilaku terpuji yang harus diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara itu antara lain:
1.      Generasi Tua menyayangi generasi muda
2.      Sesam anggota masyarakat atau sesama warga negara hendaknya salingmenolong dalam kebaikan.