RANGKUMAN BAB 1
AKU SELALU DEKAT DENGAN ALLAH SWT.
1.
Pengertian al-Asmā’u al-husnā
Al-Asmā’u
al-¦usnā terdiri atas dua kata, yaitu asmā yang berarti namanama, dan husna
yang berarti baik atau indah. Jadi, al-Asmā’u al-husnā
dapat diartikan
sebagai nama-nama yang baik lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah
Swt.
2. Dalil tentang al-Asmā’u al-¦usnā
a. Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-A’rāf/7:180
Artinya: “Dan Allah Swt. memiliki asmā’ul husna, maka
bermohonlah kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama-Nya yang baik itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam (menyebut) namanama- Nya. Nanti
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. al
A’rāf/7:180).
B. Memahami makna al-Asmā’u al-Husnā:
al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil, al- Matin, al-Jāmi’, al-‘Adl, dan al-Ākhir. Mari
pelajari dan pahami satu-persatu asmā’ul husna tersebut!
1. Al-Karim
Secara bahasa, al-Karim mempunyai arti Yang
Mahamulia, Yang Maha Dermawan atau Yang Maha Pemurah. Secara istilah, al-Karim
diartikan bahwa Allah Swt. Yang Mahamulia lagi Maha Pemurah yang memberi
anugerah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya.
Al-Karim dimaknai Maha Pemberi karena Allah
Swt. senantiasa memberi, tidak pernah terhenti pemberian-Nya. Manusia tidak
boleh berputus asa dari kedermawanan Allah Swt.
Al-Karim juga dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf
karena Allah Swt. memaafkan dosa para hamba yang lalai dalam menunaikan
kewajiban kepada Allah Swt., kemudian hamba itu mau bertaubat kepada Allah Swt.
Penerapan prilaku mulia sebagai bentuk
keimanan kita terhadap al—asma’ul husna al-karim yakni:
1. Menjadi orang yang dermawan
Sifat dermawan adalah sifat Allah Swt. al-Karim (Maha
Pemurah) sehingga sebagai wujud keimanan tersebut, kita harus menjadi orang
yang pandai membagi kebahagiaan kepada orang lain baik dalam bentuk harta atau
bukan. Wujud kedermawanan tersebut misalnya seperti berikut.
a. Selalu menyisihkan uang jajan untuk kotak amal setiap
hari Jum’at yang diedarkan oleh petugas Rohis.
b. Membantu teman yang sedang dalam kesulitan.
c. Menjamu tamu yang datang ke rumah sesuai dengan
kemampuan.
2. Al-Mu’min
Al-Mu’min secara bahasa berasal dari kata
amina yang berarti pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Allah Swt. al-Mu’m³n
artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua makhluk-Nya.
Mengamalkan dan meneladani al-Asmā’u al-husnā
al-Mu’min, artinya bahwa seorang yang beriman harus menjadikan orang yang ada
di sekelilingnya aman dari gangguan lidah dan tangannya.
Penerapan prilaku mulia :
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt al-Mu’min adalah
seperti berikut.
a. Menolong teman/orang lain yang sedang dalam bahaya
atau ketakutan.
b. Menyingkirkan duri, paku, atau benda lain yang ada di jalan
yang dapatmembahayakan pengguna jalan.
c. Membantu orang tua atau anak-anak yang akan
menyeberangi jalam raya.
3. Al-Wakil
Kata “al-Wakil” mengandung arti Maha Mewakili
atau Pemelihara. Al-Wakil (Yang Maha Mewakili atau Pemelihara), yaitu Allah
Swt. yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam
urusan dunia maupun urusan akhirat.
Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah
Swt. Melahirkan sikap tawakkal. Hamba al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada
Allah Swt. Ketika hamba tersebut telah melihat “tangan” Allah Swt. dalam
sebab-sebab dan alasan segala sesuatu, dia menyerahkan seluruh hidupnya di
tangan al-Wakil.
Penerapan prilaku mulia :
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt. al-Wakil
dapat berupa hal-hal berikut.
a. Menjadi pribadi yang mandiri, melakukan pekerjaan
tanpa harus merepotkan orang lain.
b. Bekerja/belajar dengan sunguh-sungguh karena Allah
Swt. tidak akan mengubah nasib seseorang yang tidak mau berusaha. Senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt.
4. Al-Matin
Al-Matin artinya Mahakukuh. Allah Swt. adalah
Mahasempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip
sifat-sifat-Nya. Allah Swt. juga Mahakukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya.
Perwujudan meneladani dari sifat Allah Swt.
al-Mat³n dapat berupa hal-hal berikut.
a. Tidak mudah terpengaruh oleh rayuan atau ajakan orang
lain untuk melakukan perbuatan tercela.
b. Kuat dan sabar dalam menghadapi setiap ujian dan
cobaan yang dihadapi.
5. Al-Jāmi’
Al-Jāmi’ secara bahasa artinya Yang Maha Mengumpulkan/Menghimpun,
yaitu bahwa Allah Swt. Maha Mengumpulkan/Menghimpun segala sesuatu yang
tersebar atau terserak. Allah Swt. Maha Mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya
dan di mana pun Allah Swt. berkehendak.
Pewujudan meneladani sifat Allah Swt. al-Jāmi’
di antaranya seperti berikut.
a. Mempersatukan orang-orang yang sedang berselisih.
b. Rajin melaksanakan śalat bejama’ah.
c. Hidup bermasyarakat agar dapat memberikan manfaat
kepada orang lain
6. Al-‘Adl
Al-‘Adl artinya Mahaadil. Keadilan Allah Swt. bersifat
mutlak, tidak dipengaruhi oleh apa pun dan oleh siapa pun. Keadilan Allah Swt.
juga didasari dengan ilmu Allah Swt. yang MahaLuas. Sehingga tidak mungkin
keputusan- Nya itu salah.
Perwujudan meneladani sifat Allah Swt. al-‘Adl
misalnya seperti berikut.
a. Tidak memihak atau membela orang yang bersalah,
meskipun ia saudara atau teman kita.
b. Menjaga diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sekitar dari kezaliman.
7. Al-Ākhir
Al-Ākhir artinya Yang Mahaakhir yang tidak ada
sesuatu pun setelah Allah Swt. Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur,
Mahakekal dengan kekekalan-Nya.
Orang yang mengesakan al-Ākhir akan menjadikan
Allah Swt. sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selain- Nya,
tidak ada permintaan kepada selain-Nya, dan segala kesudahan tertuju hanya kepada-Nya.
Meneladani sifat Allah Swt. al-Ākhir adalah
dengan cara seperti berikut.
a. Selalu melaksanakan perintah Allah Swt. seperti: śalat
lima waktu, patuh dan hormat kepada orang tua dan guru, puasa, dan kewajiban
lainnya.
b. Meninggalkan dan menjauhi semua larangan Allah Swt.
seperti: mencuri, minum-minuman keras, berjudi, pergaulan bebas, melawan orang
tua, dan larangan lainnya
No comments:
Post a Comment